Tuesday, December 8, 2009

Budidaya Ikan Lele

Ikan lele merupakan jenis ikan air Tawar yang dapat dibudidayakan. Alas an orang budidaya lele adalah dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas, cara lebih mudah, pemasarannya relatif mudah dan modal dapat dijangkau. Budidaya lele semakin meningkat setelah masuk jenis lele dumbo. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain cepat besar, telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit.

Pertumbuhan yang cepat tanpa memperhatikan pengelolaan induk menyebabkan kualitas lele menurun. Penurunan kualitas dapat karena perkawinan inbreeding. Ini menyebabkan penurunan derajat penetasan, pertumbuhan lambat, daya tahan penyakit menurun.

Pertumbuhan awal lele dapat memanfaatkan makan dari plankton, cacing, insekta dan lain – lain. Tetapi untuk pembesaran dianjurkan untuk memakai pellet karena akan meningkatkan effisiensi dan pruduktifitas. Budidaya lele dapat dilakukan di areal pada ketinggian 1 m - 800 m dpi.

Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi. Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial.

Budidaya lele dapat dilakukan di kolam tanah, bak permanent maupun bak plastic. Usahakan air dapat mengalir mengalir. Sumber air dapat berasal dari air sungai mapun air sumur. Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air. Keasaman air yang ideal antara 6-9.


Bentuk kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang dengan ukuran sesuai dengan lokasi. Kedalaman kolam berkisar antara 1,0-1,5 m dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%. Saringan dapat dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada yang lolos keluar/masuk.

Pelaksanaan budidaya lele :

a. Persiapan kolam tanah (tradisional)
    Siapkan kolam tanah. Lakukan pencangkulan tanah dasar kolam dan ratakan. Berikan kapur ke dalam kolam bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam.

Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2. Kolam dibiarkan selama ± 7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.

b. Persiapan kolam tembok
    Persiapan kolam tembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat Permanen.

c. Penebaran Benih
    Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih perlakuan penyesuaian suhu dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.

d. Pemberian Pakan
    Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 2 – 3 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.

e. Pemanenan
    Ikan lele akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot antara 200 - 250 gram per ekor dengan panjang 15 - 20 cm.  Budidaya lele di tingkat pembudidaya sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan. Predator yang biasanya menyerang antara lain ular, burung atau predator lainnya. Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah Ichthiophthirius sp., Trichodina sp., Monogenea sp. dan Dactylogyrus sp. Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam.

Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disenfeksi (bila diperlukan), pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik.

Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan diobati secara terpisah. Ikan yang tampak telah parah sebaiknya dimusnahkan. Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air. Kolam yang telah terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 1 kg/5 m2. Kapur (CaO) ditebarkan merata didasar kolam, kolam dibiarkan sampai tanah kolam retak-retak. Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit. Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi penyakit. Sebelum dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam larutan Kalium Permanganat (PK) 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air). Setelah memegang ikan sakit cucilah tangan kita dengan larutan PK. Bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organik. Usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air baru. Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan ikan.

Budidaya Cabai Merah

I. SYARAT TUMBUH
Cabai pada umumnya dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) ± 2000 meter dari atas permukaan air laut (dpl) yang mempunyai iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Cabai besar akan lebih sesuai bila ditanam di daerah kering berhawa panas (± 30° C). Keadaan tanah yang ideal untuk tanaman cabe adalah yang subur, gembur, kaya akan bahan organik dan tidak mudah becek (menggenang),serta bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah (Rukmana, 1996)

II. TEKNIK BUDIDAYA
Teknik budidaya cabai merah meliputi persiapan dan pengolahan lahan, penyemaian, penanaman, pemupukan, pemeliharaan dan pemanenan.
a.     Persiapan dan pengolahan lahan
Pada tahap persiapan lahan dibersihkan dari sisa tanaman atau perakaran tanaman sebelumnya, untuk kemudian diolah dan dikeringkan sampai beberapa hari (7 - 14 hari). Untuk selanjutnya dibuat bedeng-bedeng sebagai media tanam. Panjang bedeng sekitar 12 m, dengan lebar 110 cm - 120 cm, tinggi 40 cm -50 cm. Antara dua bedeng dibuat parit untuk memasukan dan mengalirkan air. Tahap berikutnya adalah pemberian pupuk kandang dan kapur pertanian yang dicampur dengan tanah bedengan secara merata sambil dibalikkan, kemudian dibiarkan diangin-anginkan selama ± 2 minggu. 
b.     Penyemaian  
Benih cabai disemaikan dengan menggunakan koker yang terbuat dari daun pisang atau polybag kecil ukuran 8 x 10 cm. Koker diisi dengan media semai merupakan campuran dari 20 liter tanah halus, 10 liter pupuk kandang matang halus ditambah dengan 85 gram NPK halus serta 75 gram Furadan. Untuk selanjutnya dimasukkan benih cabai yang telah direndam dahulu dalam air hangat selama 20 – 24 jam. Bibit cabe merah dapat dipindahkan ke lapangan pada umur 17 – 23 hari atau setelah tumbuh 4 helai daun. Dengan menggunakan jarak tanam 60 cm x 70 cm diperlukan benih cabai sebanyak ± 180 gram atau 18 kantong benih kemasan 10 gram.
Berbagai macam varietas cabai merah banyak tersedia di toko saprotan. Disamping cabai lokal terdapat juga cabai hibrida yang mempunyai produksi yang tinggi dengan kualitas yang baik jika dibanding dengan cabai lokal. Disamping produksi yang tinggi, jenis hibrida mempunyai daya tahan yang lebih tinggi terhadap hama penyakit tanaman, mempunyai keseragaman tanaman. Pemilihan jenis cabai yang akan diusahakan perlu dipertimbangkan dengan masalah pasar, kualitas, produksi dan lain-lain. Sebagai contoh dapat digambarkan bahwa jenis cabai merah TM 88 merupakan salah satu jenis cabai yang banyak diminati, karena disamping mempunyai kualitas relatif lebih awet jenis ini juga sangat disukai oleh restoran–restoran khususnya rumah makan sunda karena jenis ini mempunyai kulit buah yang tidak liat sehingga sangat mudah diuleg.  
c.      Pemasangan Mulsa   
Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) merupakan salah satu teknologi baru agribisnis cabai, sebagai bentuk terobosan baru dalam upaya peningkatan produktivitas cabai. Penggunaan mulsa plastik dapat mengurangi tumbuhnya gulma, warna perak di bagian permukaan dapat memantulkan sinar matahari sehingga dapat mengurangi beberapa jenis hama, menjaga kelembaban tanah dan mengurangi pekerjaan penyiangan dan pemupukan. 
Sebelum dilakukan pemasangan mulsa, bedengan dipupuk dahulu dengan pupuk buatan secara merata , diaduk dan disiram agar pupuk larut ke lapisan tanah. Setelah itu tanah dibiarkan dulu selama kurang lebih 5 hari agar pupuk tidak meracuni tanaman. Pemasangan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca panas agar dapat menutup rapat bedengan.  
d.     Pemeliharaan  
Pemeliharaan tanaman cabai merah mencakup kegitan penyiraman, pemasangan ajir bambu, pemupukan susulan dan perempelan tunas-tunas baru dan bunga pertama. 
Penyiraman dilakukan pada tanaman muda yang baru ditanam sampai tanaman kuat. Penyiraman dapat dilakukan setiap hari. Untuk selanjutnya dapat dilakukan 3 hari sekali dengan melihat kondisi lahan. Jika tersedia saluran air, penyiraman dapat dilakukan dengan mengalirkan atau memasukkan air hingga batas mulsa kemudian air dialirkan lagi keluar areal tanaman. 
Pemasangan ajir bambu diperlukan untuk memperkuat tegaknya tanaman cabai terutama setelah berkembangnya tanaman dan mulai berbuah. Ajir bambu dipasang setelah tanaman berumur sekitar 1 bulan. 
Pemupukan susulan dapat dilakukan setelah cabai berumur 50 hari. Hal ini dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah, serta untuk memperbaiki pertumbuhan yang kurang memuaskan.  
Perempelan tunas perlu dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan kuat dan kokoh. Tunas yang tumbuh dibuang untuk merangsang pertumbuhan cabang yang dapat menghasilkan buah yang lebat. Hal ini dapat dilakukan hingga tanaman berumur 20 hari. Perempelan perlu dilakukan terhadap bunga pertama.
e.     Penanaman  
Penanaman cabai di lapangan dapat dilakukan setelah bibit cabai merah berumur 17 hari – 23 hari atau bibit telah dilengkapi dengan tumbuhnya 4 helai daun. Sebelum dipindahkan ke media tanam koker direndam dahulu dalam larutan fungisida atau bakterisida dengan dosis 0,5 gram – 1,0 gram per liter air selama 15 menit. Setelah cukup kering bibit dapat ditanam dalam lubang tanam yang telah disiapkan. Bibit cabai sebaiknya ditanam pada waktu pagi atau sore hari sehingga bibit dapat dipertahankan kesegarannya.

Bertanam cabe dalam polybag

Caranya, pilih buah cabe yang matang (merah), bentuk sempurna, segar, tidak cacat dan tidak terserang penyakit. Kemudian keluarkan bijinya dengan mengiris buah secara memanjang. Cuci biji lalu dikeringkan. Kemudian pilih biji yang bentuk, ukuran dan warna seragam, permukaan kulit bersih, tidak keriput dan tidak cacat. Bila kesulitan membuat sendiri, benih cabe dapat dibeli di toko pertanian setempat.

Benih yang akan ditanam diseleksi dengan cara merendam dalam air, biji yang terapung dibuang. Persemaian Sebelum tanam di tempat permanen (polybag), sebaiknya benih disemai dulu dalam wadah semai yang dapat berupa bak plastik atau kayu dengan ketebalan sekitar 10 cm yang dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air(drainase). Persiapannya sbb :

1.Isikan dalam wadah semai media berupa tanah pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Untuk menghilangkan gangguan hama berikan Curater 3 G takaran 10 10 gr/m2. Media ini disiapkan 1 minggu sebelum penyemaian benih.

2. Benih yang akan ditanam, sebelumnya direndam dalam air hangat (50 derajat Celcius) semalam. Lebih baik lagi bila diberi zat pengatur tumbuh seperti Atonik.

3. Tebarkan benih secara merata di media persemaian, bila mungkin beri jarak antar benih 5 x 5 cm sehingga waktu tanaman dipindah/dicabut, akarnya tidak rusak. Usahakan waktu benih ditanam diatasnya ditutup selapis tipis tanah. Kemudian letakkan wadah semai tersebut di tempat teduh dan lakukan penyiraman secukupnya agar media semai tetap lembab.


Pembibitan
1. Benih yang telah berkecambah atau bibit cabe umur 10-14 hari (biasanya telah tumbuh sepasang daun) sudah dapat dipindahkan ke tempat pembibitan.

2. Siapkan tempat pembibitan berupa polybag ukuran 8 x 9 cm atau bumbungan dari bahan daun pisang sehingga lebih murah harganya. Masukkan ke dalamnya campuran tanah, pasir dan pupuk kandang serta tambahkan Curater 3 G.

3. Pindahkan bibit cabe ke wadah pembibitan dengan hati-hati. Pada saat bibit ditanam di bumbungan, tanah di sekitar akar tanaman ditekan-tekan agar sedikit padat dan bibit berdiri tegak. Letakkan bibit di tempat teduh dan sirami secukupnya untuk menjaga kelembabannya. Pembibitan ini untuk meningkatkan daya adaptasi dan daya tumbuh bibit pada saat pemindahan di tempat terbuka.

4. Bibit bisa ditanam di polybag setelah berumur 30-40 hari.


Persiapan Media Tanam Polybag
1. Siapkan polybag tempat penanaman yang berlubang kiri kanannya untuk pengaturan air.

2. Masukkan media tanam ke dalamnya berupa campuran tanah dengan pupuk kandang 2 : 1 sebanyak 1/3 volume polybag. Tambahkan Furadan atau Curater 3 G 2 - 4 gr/tanaman untuk mematikan hama pengganggu dalam media tanah.

3. Masukkan campuran tanah dan pupuk kandang ke dalam polybag setinggi 1/3 nya

4. Tambahkan pupuk buatan sebagai pupuk dasar yaitu 10 gr SP 36, 5 gr KCl dan 1/3 bagian dari campuran 10 gr Urea + 20 gr ZA per tanaman (2/3 bagiannya untuk pupuk susulan). Kemudian siram dengan air agar pupuk laur dalam tanah.


Penanaman
1. Pilih bibit cabe yang baik yaitu pertumbuhannya tegar, warna daun hijau, tidak cacat/terkena hama penyakit.

2. Tanam bibit tersebut di polybag penanaman. Wadah media bibit harus dibuka dulu sebelum ditanam. Hati-hati supaya tanah yang menggumpal akar tidak lepas. Bila wadah bibit memakai bumbungan pisang langsung ditanam karena daun tersebut akan hancur sendiri. Tanam bibit bibit tepat di bagian tengah, tambahkan media tanahnya hingga mencapai sekitar 2 cm bibir polybag.

3. Padatkan permukaan media tanah dan siram dengan air lalu letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.


Pemeliharaan
1. Lakukan penyiraman secukupnya untuk menjaga kelembaban media tanah polybag.

2. Lakukan pemupukan susulan : Umur 30 hari setelah tanam : 5 gr Kcl per tanaman. Umur 30 dan 60 hari setelah tanam : masing-masing 1/3 bagian dari sisa campuran Urea dan ZA pada pemupukan dasar.

3. Lakukan perompesan/pembuangan cabang daun di bawah cabang utama dan buang bunga yang pertama kali muncul.

4. Untuk mengendalikan hama lalat buah penyebab busuk buah, pasang jebakan yang diberi Antraxtan. Sedang untuk mengendalikan serangga pengisap daun seperti Thrips, Aphid dengan insektisida seperti Curacron. Untuk penyakit busuk buah kering (Antraknosa) yang disebabkan cendawan, gunawan fungisida seperti Antracol. Dosis dan aplikasi masing-masing obat tersebut dapat dilihat pada labelnya. Panen - Cabai merah dapat dipanen umur sekitar 80 hari setelah tanam. Pemetikan cabe dapat dilakukan 1-2 kali seminggu disesuaikan dengan kebutuhan. Pemetikan dilakukan dengan hati-hati agar percabangan/tangkai tanaman tidak patah.

Pelatihan Jamur

Kepada warga medan dan sekitarnya yang berminat mengikuti pelatihan budidaya jamur. Akan diadakan pelatihan jamur pada tanggal 9 Januari 2010.

Mari Bersama

Blog ini ditujukan untuk kemajuan pertanian dan perikanan di kota medan dan sekitarnya.
Semoga dapat bermanfaat bagi para petani dan pembudidaya. Saran dan masukan yang membangun sangat diharapkan dari para pembaca, khususnya yang berdomisili di Medan dan sekitarnya.